Selasa, 22 Juli 2014

5 cara mudah mencegah Kanker Serviks

5 cara mudah mencegah Kanker Serviks, - Kanker leher rahim atau yang sering dikenal dengan kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang sulit dideteksi karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Anda perlu memperhatikan beberapa hal untuk mengurangi risiko dan mencegah kanker serviks.

5 cara mencegah kanker serviks

Kebanyakan kasus kanker serviks biasanya ditemukan ketika kondisinya telah cukup parah. Ketika kanker serviks telah berkembang, tubuh akan memberikan tanda-tanda seperti perdarahan yang tidak biasa atau perdarahan setelah berhubungan seks dan keluar cairan yang abnormal dari vagina.

Mencegah Kanker Serviks


Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks menyebar dan mengurangi risiko terkena kanker serviks, seperti dilansir onlymyhealth. Berikut 5 cara mudah mencegah Kanker Serviks yang bisa Anda lakukan khususnya kaum wanita, antara lain:

1. Imunisasi HPV
Imunisasi HPV dapat mencegah risiko HPV pada wanita. Vaksinasi HPV seperti Gardasil telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) yang direkomendasikan untuk gadis-gadis muda sebelum aktif secara seksual.

2. Seks yang aman
Melakukan hubungan seks yang aman adalah salah satu hal dasar yang harus dipatuhi seorang wanita agar terhindar dari kanker serviks. Hal ini dapat menjauhkan Anda dari penyakit menular seksual seperti human papillomavirus (HPV).

Kanker serviks dapat disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), dimana kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Infeksi menular seksual (IMS) ini memiliki lebih dari 40 subtipe dan mempengaruhi alat kelamin pria maupun wanita atau daerah sekitarnya. Infeksi juga dapat menyebabkan kutil kelamin.

3. Tidak gonta-ganti pasangan seks
Wanita yang memiliki banyak pasangan seks berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap kanker serviks. Gonta-ganti mitra seksual juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan HPV.

4. Melakukan tes pap secara teratur
Kanker serviks dapat diidentifikasi lebih dini dengan rutin melakukan tes pap, untuk mengetahui apakah ada perubahan pada sel-sel dalam mulut rahim yang mungkin disebabkan karena tumbuhnya sel kanker. Anda dapat memulai untuk melakukan tes pap pada usia 30 tahun dan rutin setiap tahun pada wanita yang berusia lebih dari 65 tahun.

5. Berhenti merokok
Merokok telah diketahui dapat meningkatkan risiko terhadap beberapa kanker, termasuk aknker serviks. Wanita yang merokok atau menjadi perokok pasif memiliki kemungkinan yang lebih besar mengembangkan displasia serviks daripada wanita lain yang terhindar dari paparan asap rokok.

Demikian 5 cara mudah mencegah Kanker Serviks yang bisa Anda jalankan khususnya kaum wanita untuk menjauhkan diri Anda dari penyakit yang sangat menakutkan.

Sebaliknya, bagi yang sudah terlanjur terserang kanker serviks, cepatlah berobat. Baik dengan pergi ke dokter maupun menggunakan obat herbal kanker serviks. Penanganan medis biasanya akan dilakukan berdasarkan tingkat stadium kanker serviks yang diderita.

Sampai saat ini, metode utama pengobatan kanker serviks konvensional, masih bertumpu pada metode operasi dan radioterapi. Pasien kanker serviks biasanya akan disodorkan pada pilihan operasi guna membersihkan lesi kanker dalam serviks.

Pada kasus-kasus tertentu, terutama pada kasus stadium lanjut, pengobatan akan dilanjutkan dengan radioterapi guna memastikan bahwa tidak ada sel kanker yang tersisa dalam tubuh.

Efek samping yang dapat timbul pasca menjalani metode-metode tersebut, bisa jadi berupa resiko infeksi, gangguan fungsi buang air kecil akibat infeksi kandung kemih, dll. Tentu saja, proses pemulihan pada pasien kanker serviks yang menjalani metode pengobatan konvensional ini akan lebih panjang.

Sementara, untuk pengobatan alternatif kanker serviks dilakukan dengan mengonsumsi obat herbal kanker serviks yang punya daya untuk memberantas kanker serviks dan menangkal agar kanker serviks tidak terjadi lagi.

 

Sumber : Detik.com

Minggu, 20 Juli 2014

Menderita Kanker, Buat Apa Takut !!

Menderita Kanker, Buat Apa Takut - “Hidup mati, kaya miskin, jodoh di tangan Tuhan. Kita enggak tahu kita mati kapan. Sejauh kita masih hidup, kita hidup sebaik-baiknya saja. Karena kita enggak tahu kapan kita akan dipanggil sama Tuhan. Orang sehat saja umurnya mungkin lebih pendek dari yang sakit.”

Demikian pelajaran terbesar yang dipahami Tulus (24), salah seorang penderita kanker darah atau leukimia yang sejak 2008 lalu dinyatakan bersih dari penyakit yang diidapnya sejak berumur dua tahun. Sepanjang menjalani berbagai perawatan dan pengobatan hingga saat ini, Tulus meyakini bahwa waktu hidup yang masih diberikan harus dimanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Untuk itulah, meski pada umur 15-20 tahun dirinya harus istirahat total di rumah sakit, Tulus tetap sekolah dan kuliah. Tentu saja, itu dilakukannya di rumah sakit. Tulus pun sudah memasuki tahun terakhir statusnya sebagai mahasiswa jurusan teknologi informasi di Universitas Bina Nusantara.

Pria yang kini juga tengah mengidap penyakit paru-paru, jantung dan penyumbatan syaraf di batang otaknya ini tengah mengerjakan tugas akhirnya untuk segera memperoleh gelar kesarjanaan sambil terus melakukan pemeriksaan rutin di RS Kanker Dharmais.

Namun, lanjutnya, yang paling berarti baginya adalah ketika dalam kondisi ini, Tulus bisa berbagi kepada para penderita kanker lainnya, terutama melalui komunitas Cancer Information & Support Center (CISC). Tulus menyadari bahwa kelemahan tubuhnya merupakan cara Tuhan untuk memberikan dukungan dan keyakinan kepada para penderita kanker lainnya, terutama leukimia, yang selama ini diketahui sebagai penyakit yang berujung pada kematian yang cepat.

“Makanya saya selalu berpikir yang positif saja, suatu saat Tuhan pasti punya rencana yang lain buat saya. Mungkin dengan begini, Tuhan bisa pakai saya buat kasih support ke orang-orang yang lain. Memotivasi orang-orang bahwa leukimia ternyata umurnya bisa panjang. Selama ini orang kan berpikiran kalau sudah divonis leukimia berpikirnya pasti umurnya pendek. Ternyata tidak,” ungkap pemuda yang kadang-kadang sering nekat pergi sendirian dengan kendaraan umum hanya untuk berjalan-jalan.

Pemahaman serupa juga dialami oleh Hesti. Wanita yang divonis menderita kanker payudara ini meyakini tidak ada hubungan langsung antara penyakit dengan kematian. Menurutnya, banyak orang sehat yang juga tanpa disangka akhirnya meninggal terlebih dulu. Untuk itulah, ketika masih ada waktu hidup yang diperolehnya, dirinya mengaku sangat bersyukur.

Rasa syukur diungkapkannya dengan belajar menerima keadaan dan berbagi kepada penderita kanker lainnya. Bahkan, dengan suara indahnya, Hesti juga mengaku ingin terus berbagi kepada orang lain, baik para penderita kanker ataupun yang tidak.

“Kesulitan kita adalah menerima apa yang Tuhan ijinkan terjadi. Walaupun saya menderita sudah hampir tiga tahun, tapi tetap pelayanan saya jalan. Saya tetap mempromosikan ASI, selain itu saya kerja sama dengan dokter saya untuk ngobrol dan memberikan dorongan kepada penderita kanker yang ditangani dokter saya,” katanya.
Ami, warga Bekasi, juga tak pernah menyangka divonis mengidap kanker payudara. Dari dua kali pemeriksaan, setelah biopsi diketahui dia mengidap kanker payudara stadium dua. Dirinya sempat panik dan malu meski harus terus menjalani rangkaian pemeriksaan.

“Saya awalnya takut. Saya bilang kepada Allah, dosa apa saya sampai kena penyakit ini,” ungkap wanita berjilbab ini ketika dijumpai  pada momen yang sama.

Namun hatinya kemudian bisa menerima keadaan ini bukan sebagai akibat dari dosa-dosanya. Menurutnya, siapapun bisa terkena kanker. Penyebabnya memang bersifat medis, sama seperti yang dikatakan oleh pakar bedah onkologi dr. Samuel J Haryono, SpB (K) Onk. dari RS kanker Dharmais sebelumnya. Ami juga mengisahkan guru mengajinya ternyata juga mengidap kanker serupa.

“Saya jadi bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Saya jadi bisa instrospeksi diri lebih baik lagi. Saya dulu yang punya musuh, jadi enggak lagi. Terus dulu cepat marah, sekarang jadinya lebih sabar,” tuturnya.

K-Muricata Obat herbal kanker dari daun sirsak dan keladi tikus. Daun sirsak yang diyakini mampu melawan kanker 10.000 kali lebih ampuh dari pengobatan kemoterapi.

Bagi yang sekarang sedang mengalami penderitaan menderita penyakit kanker segera konsumsi teh K-Muricata, karena teh K-Muricata adalah obat kanker tradisional yang aman tanpa efek samping. K-Muricata mampu menjadi obat berbagai penyakit termasuk 14 penyakit kanker.

Menderita Kanker, Buat Apa Takut.. yang paling semangat untuk bisa sembuh, itu adalah obat paling kuat.

 

JAKARTA, KOMPAS.com.

Sabtu, 18 Januari 2014

Pengguna Insulin, Waspadalah Risiko Hipoglikemia

Gula (glukosa) yang berlebihan di dalam darah bisa merusak berbagai organ tubuh utama, termasuk jantung, saraf, mata, dan ginjal. Memang akibat tersebut tidak segera dirasakan. Tapi, jika Anda tidak mengontrol gula darah, kondisi itu pada akhirnya pasti akan dirasakan.

Karena itu, penderita diabetes disarankan untuk tetap mempertahankan kadar gula darah agar senantiasa mendekati normal. Akan tetapi, terkadang tindakan pengobatan yang berlebihan terhadap diabetes bisa menimbulkan gula darah rendah (hipoglikemia).

Hipoglikemia ternyata sama buruknya dengan kadar gula darah terlalu tinggi. Penelitian yang digelar para ahli dari Cardiff University terhadap 50.000 pasien diabetes tipe 2 menemukan, kadar gula darah yang terlalu rendah meningkatkan risiko kematian, khususnya pada pemakai insulin.

Perbedaan risiko kematian secara signifikan terlihat antara pasien yang memakai insulin dan mereka yang minum obat untuk meningkatkan pelepasan insulin. Ada beberapa hipotesis mengenai hal ini.

Dalam penelitian ini, pasien yang memakai insulin diminta untuk tidak menghentikan penggunaannya. Selain itu, faktor usia serta periode pasien mengidap penyakit diabetes juga ikut berpengaruh.

"Masih belum jelas benar apakah penggunaan insulin yang intensif meningkatkan risiko kematian atau faktor lain. Masih diperlukan pengujian dan penelitian lebih lanjut," kata ketua peneliti, Dr Craig Currie.

Menanggapi hasil studi ini, Dr Iain Frame, Kepala Riset Diabetes UK, mengatakan, selain faktor insulin, kita juga harus mempertimbangkan faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap risiko kematian, yakni usia dan jangka waktu menderita diabetes.

"Makin tua usia pasien, makin banyak penyakit yang mudah menyerang. Faktor gaya hidup pasien dalam mengontrol kadar gula darahnya juga sangat penting," kata Frame.

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pasien diabetes selalu mengontrol kadar gula darahnya dengan cara mengatur pola makan dan rajin berolahraga serta mengonsumsi obat.

Sangat disarankan untuk pengobatan diabetes menggunakan obat diabetes yang tidak mempunyai efek samping. Melihat sampai sekarang untuk pengobatan secara medis penyakit diabetes belum ada obat yang mampu mengobati secara tuntas, oleh karena itu obat kimiawi yang penggunaanya secara terus menerus akan mempunyai efek samping yang sangat berisiko memperparah penyakit atau menimbulkan masalah penyakit baru.

Sekarang orang mulai beralih dengan pengobatan sistem herbal yang dinilai sangat rendah efek samping, karena obat herbal biasanya diramu menggunakan bahan alami yang tidak kimiawi.

Kembali ke pengobatan diabetes dan menjaga kadar gula darah tetap stabil mengonsumsi obat herbal alami Amazon berries adalah langkah yang tetap untuk menjaga kondisi tetap terjaga.

 

Sumber